Saturday, October 26, 2019

Mendikbud Diisi Nadiem Makarim

 Muhammadiyah bercerita tentang kekecewaan mereka akibat posisi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) diisi oleh Nadiem Makarim. Kekecewaan itu dibandingkan dengan kecewannya Nahdlatul Ulama (NU) ketika Menteri Agama (Menag) tak dijabat kader NU.



"Ada kekecewaan pasti, sebagaimana NU merasa dicuri portofolionya di Kemenag, setelah reformasi itu kan hampir semuanya dari unsur Nahdliyin kan, wajar teman-teman NU kecewa berat. Apalagi struktur NU ini die hard seperti PSI," kata Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Fahmi Salim saat diskusi di d'Consulate, Jl Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Sabtu (26/10/2019).

Baca Juga : Pengertian Puisi

Hal itu disampaikan Fahmi ketika ditanya soal ada tidak kekecewaan dari Muhammadiyah akibat posisi Mendikbud kini dijabat Nadiem. Meski demikian, Fahmi menegaskan kekecewaan itu bukan dalam urusan pragmatis karena Muhammdiyah tidak ikut dalam politik praktis.

"Yang penting bagi kami kalau ada kekecewaan kami kecewa bukan dalam urusan pragmatis. Karena Muhammadiyah tidak terlibat dalam politik praktis. Tidak terlibat dalam dukung mendukung Pilpres kemarin, hingar bingar, tarik menarik, seperti misalnya kawan-kawan PA 212," ucapnya.

Fahmi sendiri tak tahu persis alasan Jokowi menunjuk Nadiem sebagai Mendikbud. Dia hanya menjelaskan pendidikan merupakan salah satu jalur perjuangan Muhammadiyah.

"Kalau urusan dapur saya tidak tahu persis, tapi dalam urusan keagamaan, pendidikan, sosial, kesehatan, Muhammadiyah jalur perjuangannya lewat 4 ini. Pendidikan, sosial, panti asuhan, keagamaan tentu saja sebagai ormas. Pasti diajak bicara tapi bagaimana formatnya saya tidak tahu. Yang jelas Muhammadiyah tidak pernah meminta, tidak pernah memberikan target, patokan harus begini-begini, itu dikembalikan kepada wisdom setiap presiden di republik ini," ucapnya.

Baca Juga : Puisi Adalah

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sendiri sudah mengungkap alasan memilih Nadiem. Dia awalnya bicara soal Indonesia yang memiliki 300 ribu sekolah dengan 50 juta pelajar.

"Bayangkan mengelola sekolah, mengelola pelajar, manajemen guru sebanyak itu, dan dituntut oleh sebuah standar yang sama. Kita diberi peluang setelah ada yang namanya teknologi, yang namanya aplikasi sistem yang bisa membuat loncatan sehingga yang dulu dirasa tidak mungkin sekarang mungkin," kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Kamis (24/10). "Oleh sebab itu dipilih Mas Nadiem Makarim," sambungnya.

No comments:

Post a Comment