Tuesday, December 17, 2019

Sel Punca Inovasi Pengobatan Autoimun

Menteri Analisa Tehnologi/Kepala Tubuh Analisa serta Pengembangan Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Republik Indonesia, Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro resmikan Pusat Produksi Sel Punca serta Produk Metabolit Nasional. Pengembangan ini dibuat dengan kolaborasinya dengan FKUI-RSCM serta PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF).



Merilis info tercatat di Jakarta, Rabu (18/12/2019), sel punca atau stem cell ialah sel yang punya potensi (kekuatan) untuk berkembang jadi beberapa tipe beberapa sel yang detil membuat beberapa jaringan badan. Sel ini dapat menjadi beberapa tipe sel masak yang ciri khas (diferrentiate), dapat beregenerasi sendiri (self-regeneration), serta pada intinya adalah blok pembangun (building block) pada badan manusia.

Baca Juga : Administrasi Kepegawaian

Therapy penyakit degeneratif atau penyakit seperti trauma, autoimun, keganasan dan lain-lain biasanya ada cuma untuk kurangi tanda-tanda tetapi tidak hentikan proses degeneratif tersebut. Sekarang belum diketemukan obat atau langkah pengobatannya.

Sel punca ada serta melakukan tindakan seperti skema perbaikan internal (internal repair sistem). Saat sel ini membelah, semasing sel baru berpotensi masih jadi sel yang sama atau jadi sel tipe lain dengan peranan yang detil, seperti tulang, sel otot, sel saraf, sel darah merah, atau sel otak. Karakter ini dipercaya membuat sel punca bisa dipakai untuk isi serta mengupdate sel jaringan yang rusak karena beberapa penyakit.

Bukan sekedar sel punca, produk metabolitnya punya kandungan beberapa unsur perkembangan untuk mendukung pergantian jaringan serta peranan organ. Lihat kekuatan ini, sel punca serta produk metabolitnya punya peranan penting serta menjanjikan di bagian kesehatan hari esok.

Baca Juga : Pengertian Administrasi Kepegawaian

"Saya lega lihat hasil analisa berkaitan sel punca ini sebab berefek buat warga luas. Saya berharap, makin hari stem cell kita semakin bagus mutunya serta bisa memberikan service makin banyak ke warga." tutur Bambang.

Riset sel punca pertama-tama dikerjakan pada 2008 oleh FKUI-RSCM. Riset melibatkkan 30 dokter subspesialistik dari beberapa keilmuan. Beberapa jenis masalah penyakit ditelaah serta sampai sekarang sudah lebih dari 300 orang pasien dikerjakan therapy sel punca. Ongkos riset ini sendiri sampai Rp36 miliar. Yang akan datang riset sel punca akan ditingkatkan untuk penyembuhan pada beberapa penyakit yang tidak memberi respon penyembuhan konvensional (end stage).

Sel punca adalah terobosan serta pengembangan buat Indonesia. Indonesia jadi satu diantara negara yang telah lakukan service therapy sel punca buat pasien biasa di sejumlah rumah sakit.

Baca Juga : Administrasi Kepegawaian Adalah

Sedang di beberapa negara yang lain service sel punca masih ada di step analisa serta belum dengan sah diberi untuk pasien biasa. Ini dipandang akan tingkatkan kekuatan terdapatnya medical tourism, yang sangat mungkin service therapy sel punca bukan sekedar diberi pada pasien dalam negeri, dan juga luar negeri.

“Semoga dengan mengembangnya riset serta aplikasi sel punca di Indonesia, saya berharap warga Indonesia bisa selekasnya nikmati faedah sel punca. Telah waktunya kita memberikan kepercayaan pada warga jika Indonesia dapat memberi perawatan sel punca seperti di luar negeri dengan kualitas yang sama serta harga yang berkompetisi,” jelas Menristek/Kepala BRIN, Bambang Permadi.

No comments:

Post a Comment